Jumat, 10 September 2010

Bolehkah orang Kristen bersikap fanatik didalam iman Kristen?

Saya sering kali ditanya orang termasuk adik-adik KTB, perlukah kita sebagai anak-anak Tuhan bersikap fanatik terhadap iman kita. Dan saya menjawab ya dan harus !! Kenapa ? Bukankah para pengikut agama yang semakin fanatik didalam iman, akan membuat mereka semakin berbahaya dan bahkan akan menganiaya bahkan membunuh orang yang lain yang tidak seiman dengan mereka? Tidak. Pemahaman ini adalah pemahaman yang salah dan keliru, yang terjadi justru kebalikannya, semakin seseorang fanatik didalam iman Kristen, dia justru akan menjadi sasaran aniaya bahkan menjadi target yang harus dimusnahkan !! Inilah yang justru cenderung terjadi didunia ini. Contoh : Yesus Kristus justru dibunuh oleh bangsa Yahudi sendiri ; Orang Kristen mula-mula yang benar-benar cinta Tuhan, justru dibantai habis-habisan pada jaman kekaisaran Roma ; Dietrich Bonhoeffer , dihukum mati karena kesetiaannya kepada Kristus ; dsb.


Definisi fanatik dalam KBBI : fa•na•tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
mem•fa•na•tiki v meyakini (ajaran, kepercayaan, dsb) dng teramat kuat: segelintir orang cenderung mendukung, membela, dan ~ ajaran sesat yg dibawa oleh pendatang baru itu;
ke•fa•na•tik•an n perihal fanatik .


Arti dari kefanatikan didalam hal beragama, khususnya dalam iman Kristen, adalah kita memiliki kepercayaan yang amat kuat didalam iman kepada Kristus. Sikap fanatik kepada Kristus membuat kita sungguh-sungguh mencintai Dia, membuat kita terus berusaha semakin mengenal Dia, dan membuat hidup kita menjadi seserupa mungkin dengan Dia walaupun didalam keberdosaan kita, kita tidak mungkin bisa menjadi perfect. Sikap fanatik mendorong kita untuk memuliakan Tuhan setiap detik didalam kehidupan. Kefanatikan membuat kita memiliki bertumbuh didalam prinsip hidup kasih, baik kepada sesama maupun kepada orang lain. Kefanatikan membuat orang-orang Kristen menjadi orang-orang yang berkualitas dan tahan uji, dan membuat anak-anak Tuhan menjadi anak-anak yang bertanggungjawab didalam kehidupan baik kepada sesama, masyarakat, negara dan kepada Kristus. Seharusnya semakin seseorang memiliki sikap fanatik yang benar kepada Kristus, dia pasti semakin mengasihi Tuhan dan sesamanya.


Dasar Allkitabnya, salah satunya yaitu dari Roma 1:16. Injil Kristus adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya. Dimana terdapat beberapa efek pendamaian, yaitu:

1. Injil mendamaikan kita dengan Allah

2. Injil mendamaikan kita dengan diri kita sendiri, melepaskan kita dari perbudakan dosa masuk menjadi perbudakan/perhambaan Allah. Hal ini memungkinkan kita untuk mengembangkan citra diri kita sesuai dengan kehendak Tuhan

3. Injil mendamaikan kita dengan Alam semesta, dimana dulu kta adalah orang berdosa yg merusak alam untuk kepentingan kita, sekarang kita yang sudah disucikan oleh darah Kristus, akan berusaha untuk menjaga alam semesta ini dan tidak mengeksploitasinya secara habis-habisan. Bahkan kita akan bersinergi dengan alam untuk memuliakan Allah.

4. Injil mendamaikan kita dengan sesama kita. Sehingga kta memiliki suatu hidup dengan pola spirit yang baru yaitu spirit kasih terhadap sesama kita.

5. Injil membuat kita mendamaikan sesama kita dengan Allah.

6. Injil membuat dan memungkinkan kita untuk mendamaiakan antar manusia. Hal ini membuat anak-anak Tuhan menjadi duta-duta perdamaian.


Yang perlu kita dibedakan adalah sikap fanatik yang sempit, sehingga tidak bisa memahami panggilan dan tugas sebagai anak-anak terang, sehingga sikap fanatik sempit membuat orang-orang percaya menjadi anti terhadap orang yang beragama lain dan tidak mau bersinggungan sama sekali dengan mereka. Orang-orang yang memiliki sikap fanatik sempit akan menjadi orang yang berbahaya dan mudah sekali untuk menganiaya orang yang tidak sepaham dan seiman dengannya. Sikap ini tidak boleh dimiliki oleh orang Kristen, karena sikap fanatik sempit ini bertentangan dengan spirit Kristen yang diajarkan Alkitab, karena Kristus mengutus kita untuk hidup ditengah-tengah dunia ini bukan untuk berpisah dan terus mencari zona aman dan nyaman. Sehingga dalam sejarah gereja, terdapat sejarah tentang kaum pietis dimana, mereka benar-benar memisahkan diri dari kehidupan dunia, dan mereka hidup di biara-biara dan tidak ambil bagian didalam menjadi garam dan terang bagi dunia. Walaupun dunia ini seperti yang dikatakan Alkitab, dunia sudah tidak lagi mengenal PenciptaNya, namun kita dipanggil untuk hidup didalamnya, mempengaruhinya agar mereka kembali mengenal dan memuliakan Allah Sang Pencipta dengan nilai-nilai kehidupan Kristen yang kita pancarkan melalui keteladanan hidup dan perkataan kita serta buah-buah pemikiran kita.


Soli Deo Gloria